Sejak saat ini ajaran Islam, dan
pendidikan agama bagi bayi yang
telah lahir dimulai. Ayahnya mengumandangkan azan di telinga kanan dan iqamah
(qamat) di telinga kiri dengan tujuan agar kalimat-kalimat tauhidlah yang
pertama ia dengar, sehingga sepanjang hayatnya kalimat-kalimat itu pulalah yang
akan ia dengar dan ia ucapkan.
Dalam kitab “Tuhfatul Habib Ala Syarhil Khatib” dan “Mughnil Muhtaj ila
ma’rifati alfadhil Minhaj”
pada sub bab Aqiqah diterangkan : “bagi bayi yang baru dilahirkan sunnah untuk
mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi yang baru lahir dan mengiqomatinya
di telinga kiri”. Tentunya cukup dengan suara perlahan saja.Apakah fungsi dan
tujuan amal ini ? Menurut hadits yang diterangkan dalam kitab tersebut, ada jin
tertentu yang bernama Ummu Shibyan (ummu=ibu, shibyan=bayi ; syaitan jenis jin
yang ditugaskan untuk mengganggu bayi yang baru lahir agar menjadi
pengikutnya), dia suka mengikuti kelahiran bayi. Azan itu berguna agar gangguan
jin tadi tidak berpengaruh pada bayi yang baru lahir dan tidak menimbulkan
kesan apapun. Selain itu agar kalimat-kalimat tauhid menjadi kalimat pertama
yang didengar oleh bayi yang baru lahir. Memang azan memiliki keistimewaan
tersendiri yakni bila dibacakan akan membuat setan lari tunggang langgang. Jadi
azan dan iqomat ini disamping memang disunnatkan , juga lahir dan batinnya
sendiri bermanfaat. Demikianlah dijelaskan dalam ajaran
Islam. Berikutnya…
1. Dibacakan Ayat
kursi (QS. AlBaqarah : 255)
2. Dibacakan Ayat
Inna Rabbakumullah (QS. Al-A’raf : 54)
3. Dibacakan QS
Al-Ikhlas (Qulhuwallahu ahad, dst) di telinga kanan
4. Dibacakan
Mu’awwidzataini (dua audzu), yakni Q.S. Al-Falaq dan An-Nas
5. Dibacakan Doa:
6. Dilanjutkan doa
Nabi Yunus (QS. Al-Anbiya’ : 87) :
“….maka dia (Nabi Yunus a.s) memanggil
Tuhannya (berdoa) didalam kegelapan (didalam perut ikan Nun) dengan panggilan
(tasbihnya) : Tiada Tuhan Selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk
orang yang berbuat aniaya (menzholimi diri sendiri)”
7. Juga Dibacakan
Inna Anzalnahu (QS Al-Qadr : 1-5).
Dalam kitab
Al-Bajuri (Hasyiah Fathul Qorib), Insya Allah telah disebutkan sbb: Dengan
dibacakan QS. Al-Qadr ini, bayi tadi Insya Allah tak akan berzina seumur
hidupnya.
Rekomendasi bacaan-bacaan diatas dalam ajaran Islam hukumnya tidak wajib. Tidak dibaca sama sekali juga tidak berdosa. Hanya
saja amatlah disayangkan jika tidak diamalkan sebab kesempatan untuk membacakan
itu (konteks disunnahkannya) hanyalah sekali seumur hidup, yakni saat
dilahirkannya si bayi. Dan seandainya bayi tersebut mengerti keengganan orang
tuanya untuk mengamalkannya, padahal orang tuanya sudah mengetahui hal
tersebut, anda boleh membayangkan betapa kecewanya dia dengan sikap orang
tuanya tersebut.
Ada juga tips dari
ibu bapa Sayyidah Maryam ( ibunya yang bernama sayyidah Hanna) ; seperti yang
diterangkan dalam hadist riwayat Imam Bukhori; yang berdoa saat kelahiran
anak perempuan beliau (Sayyidah Maryam; ibunda Nabi Isa a.s) yang diabadikan
dalam Q.S. Ali-Imran : 36), yakni :
“Ya Allah, sesungguhnya
aku memohon perlindungan kepadaMu untuk anak perempuan ini (Maryam) dan
keturunannya (Nabi Isa a.s), dari syaitan yang terkutuk”
Demikian
diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah RA yang kemudian merekomendasikannya
“iqrauu in syi’tum” yang artinya ” kalau kalian menginginkannya maka bacalah
ayat itu”. Tentu saja semua ingin kalau anaknya dilindungi Allah SWT dari
syaitan.
Dikisahkan
dalam tafsirnya bahwa Allah SWT telah berkenan menjaga Siti Maryam dan
Nabi Isa a.s dari sentuhan syaitan saat beliau lahir berkat doa tersebut .
8. Memberikan
harum-haruman (minyak wangi za’faron, parfum bayi, dll) di atas kepalanya.